Menghitung Partisipasi Lansia dalam Pemilu Indonesia: Sebuah Kekuatan yang Terlupakan?

Oleh: Muhammad Naufal
(Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Andalas)

Partisipasi pemilih lanjut usia (lansia) dalam pemilu di Indonesia merupakan isu yang menarik perhatian dalam konteks demokrasi dan perwakilan politik, namun seringkali terlupakan. Lansia seperti semua warga negara, memiliki hak untuk berpartisipasi dalam pemilu. Menghormati hak ini adalah aspek penting dalam mewujudkan demokrasi yang inklusif.



Lansia memiliki pengalaman hidup yang panjang dan beragam yang memiliki pengetahuan serta pemahaman yang lebih matang dalam ranah politik. Mereka memiliki potensi besar dalam memberikan wawasan dan perspektif yang berharga dalam pemilihan umum. Pengalaman hidup mereka bisa menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda pada masa sekarang.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), lanjut usia di Indonesia berjumlah 23,4 juta atau sekitar 8,97% dari total penduduk pada tahun 2017. Sedangkan menurut perkiraan data BPS pada tahun 2024 mendatang, penduduk lanjut usia di Indonesia mencapai 32 juta orang, yang akan menyumbang 16% pemilih dalam Pemilu 2024. Jika digabung dengan pra-lansia (40-59 tahun), kelompok ini bahkan mencapai 40,7% dari total pemilih di Indonesia pada 2024.

Dari data tersebut dapat dianalisis calon penyumbang suara pada pesta demokrasi tahun 2024 pada penduduk lansia semakin meningkat yang akan sangat mempengaruhi pada keputusan pemilu nantinya, yang akan berdampak pada nasib bangsa Indonesia untuk beberapa tahun kedepan. Fakta bahwa lansia memiliki pengaruh besar pada pemilihan umum di Indonesia dapat terjadi karena lansia merupakan salah satu kelompok pemilih yang jumlahnya signifikan di Indonesia. Mereka memiliki hak pilih yang sama seperti generasi muda, dan suara mereka bisa menjadi faktor penentu dalam suatu pemilihan umum. Partai atau kandidat yang dapat mengakomodasi kebutuhan dan aspirasi lansia mungkin akan mendapatkan dukungan yang kuat dari kelompok lansia.

Baca Juga :  Integritas Politik: Menilai Sejauh Mana Kepercayaan Masyarakat Terhadap Lembaga Politik

Selain itu, karena lansia sering kali memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas, mereka juga dapat memengaruhi pemilihan umum dengan memberikan pandangan dan nasihat kepada generasi muda dalam lingkaran mereka. Meskipun tidak ada data eksak tentang sejauh mana pengaruh lansia pada pemilihan umum di Indonesia, peran mereka dalam proses demokrasi pasti memiliki nilai penting.

Namun terdapat tantangan yang dihadapi oleh lansia dan pemerintah dalam menyukseskan pemilihan umum dimasa mendatang.
Lansia menghadapi beberapa masalah dalam partisipasi pemilu. Salah satunya adalah aksesibilitas fisik dan teknologi. Banyak lokasi pemungutan suara belum ramah lansia dalam hal akses, seperti tangga yang sulit diakses. Selain itu, lansia mungkin tidak terbiasa dengan teknologi, sehingga sulit bagi mereka untuk menggunakan mesin pemungutan suara elektronik atau sistem online.

Pada banyak kasus tantangan kesehatan juga menjadi tantangan utama yang membuat para lansia sulit untuk berpartisipasi secara langsung dalam pemilu. Tingkat partisipasi lansia juga dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan sosial, seperti akses terhadap transportasi, fasilitas pemungutan suara yang ramah lansia, dan insentif finansial untuk berpartisipasi. Kampanye politik juga sering tidak fokus pada isu-isu yang penting bagi lansia, sehingga mungkin kurangnya motivasi bagi mereka untuk berpartisipasi.

Terlepas dari tantangan – tantangan tersebut, lansia memiliki kekuatan suara yang signifikan dalam jumlah besar pada pemilu, untuk memaksimalkan kesempatan itu berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:

  1. Memberikan lansia pendidikan politik yang memadai untuk memahami isu-isu politik dan pemilihan umum. Hal ini dapat membantu mereka membuat keputusan yang berdasarkan pengetahuan yang kuat.
  2. Pemilihan umum harus dirancang untuk menjadi lebih mudah diakses dan keterjangkauan bagi lansia, dengan tempat yang mudah dijangkau, dukungan transportasi, dan informasi yang mudah dimengerti.
  3. Kandidat dan partai politik harus memperhatikan isu-isu yang relevan bagi lansia, seperti perawatan kesehatan, keamanan ekonomi, dan kualitas hidup. Ini akan membuat lansia lebih mungkin mendukung mereka.
  4. Pemerintah dapat mengadakan program pemungutan suara khusus untuk lansia, seperti pemungutan suara di rumah atau di fasilitas perawatan kesehatan.
  5. Lansia sering memiliki pengalaman hidup yang beragam. Mendengarkan dan menghargai pandangan mereka dapat membantu membangun dukungan mereka.
Baca Juga :  Bupati Bersama Forkopimda Pantau Jalannya Pilwana Serentak di Tanah Datar

Sejatinya dengan memperhatikan segala aspek dari permasalahan serta solusinya, partisipasi lansia pada pemilu di Indonesia akan dapat berjalan dengan lancar sehingga mereka dapat berperan langsung dalam menentukan pemimpin, kebijakan, dan kepentingan mereka. Semoga kita bisa mewujudkan negara yang demokratis demi kemajuan bangsa Indonesia.

Print Friendly, PDF & Email