Opini Oleh: Kasdi Ray, SH
Bila anda ke Sumatera Barat tidak lengkap rasanya jika tidak pergi ke Pagaruyung yang memiliki Museum Istano Basa Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat yang berjarak sekitar 110 Km dari Padang.
Dalam istana ini masih terlihat benda-benda pusaka beserta sisa kebesaran para raja Pagaruyung masih bisa disaksikan hingga kini.
Museum bersejarah yang bangunannya unik ini terdiri dari tiga lantai, dan kamar-kamar anggota keluarga kerajaan berada di lantai satu dan dibuka untuk umum. Semua pengunjung bisa langsung melihat kamar-kamar tersebut. Di sanalah lemari, tempat tidur, meja rias, dan seluruh benda-benda lainnya ditata dengan baik.
Kamar-kamar yang ada juga diurutkan untuk ditinggali para putri raja dan keluarganya masing-masing. Bilik pertama atau ‘pangkal rumah’ sebelah kanan dihuni oleh putri tertua dan keluarganya. Kemudian disusul kamar berikutnya untuk para adik beserta keluarga mereka masing-masing.
Bilik terakhir biasanya disebut sebagai ‘ujung rumah’. Selain itu ada selasar yang mengarah ke dapur.
Singgasana Raja dan Ratu
Di lantai yang sama juga ada singgasana Sang Raja, lengkap dengan foto dan lukisan Raja Pagaruyung dengan pakaian kebesaran nya.
Di sekeliling singgasana ada tirai-tirai warna-warni yang cantik. Di tempat ini juga, Bundo Kanduang atau Ratu akan duduk untuk mengawasi serta mengatur segala yang ada di dalam istana.
Ada pula tempat penyimpanan benda pusaka dan benda peninggalan Kerajaan Pagaruyung dalam berbagai bentuk dan ukuran. Semuanya terpajang disini. Ada yang asli dan adapula duplikat yang menyerupai aslinya.
Lantai yang lebih tinggi merupakan tempat menyimpan benda-benda bersejarah seperti keris, piring, guci kecil, dan berbagai jenis benda lain. Meski sudah pernah terbakar lebih dari sekali, namun koleksi benda bersejarah dari kerajaan ini masih utuh sebanyak kurang lebih 65 persen dan benda-benda itulah yang masih disimpan dengan rapi hingga kini.
Ada satu ruang paling atas di Istana Pagaruyung, yang biasa digunakan untuk kegiatan semacam ibadah atau meditasi. Konon katanya, di sini bersemayam arwah raja-raja yang pernah bertahta di Kerajaan Pagaruyung. Tempat ini agak berbeda dari ruang/bilik di lantai-lantai yang lain, sebab ukurannya pun lebih kecil.
Ketika melangkah keluar dari Istana Pagaruyung, akan menjumpai sebuah rangkiang atau benda serupa lumbung padi. Rangkiang yang berasal dari kata ‘ruang hiyang’ ini merupakan sesuatu bangunan yang khas di rumah gadang (rumah besar) milik orang Minangkabau. Biasanya digunakan untuk menyimpan hasil panen dan kuasai oleh Bundo Kanduang.
Pada sudut lain, juga ada surau sebagai tempat beribadah bagi umat Islam dan tempat mengaji bagi penghuni istana pada masa dahulu. Bangunan ini dilengkapi dengan tabuah atau beduk. Ada pula tempat berwudhuk di dekat surau itu. (KD).