Opini  

Kilau Nagari Pariangan Semakin Pudar, Apa Sebab?

Opini Oleh: Rahmad Afrianto Salim (Pemerhati Pariwisata dan Kebijakan Publik)

Keterkenalan nagari Pariangan sudah mendunia baik dari segi sejarah, budaya, wisata dan nilai kearifan lokal yang ada pada masyarakatnya. Puncak kemilau itu adalah ketika nagari Pariangan dinobatkan menjadi salah satu desa terindah di dunia. Ditambah lagi dengan pengakuan Museum Rekor Indonesia yang memberikan dua penghargaan MURI kelas Dunia pada tahun 2022 yang lalu.



Tentu semua prestasi itu harus dijaga, ditingkatkan dan dimanfaatkan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Tapi, mengapa beberapa waktu belakangan ini semakin redup kilau Pariangan itu? Apa penyebabnya? Siapa yang harus bertanggung jawab? Dan apa solusinya?

Pertama, menurut informasi dari berbagai media bahwa agenda ‘satu even satu nagari’ tahun ini tidak jadi dilaksanakan di Pariangan karena alasan ketiadaan dana. Mestinya wali nagari bersama aparaturnya harus menganggarkan dana tersebut dalam perencanaan kegiatannya. Even ini adalah program unggulan pemerintah daerah, kok tidak dilakukan? Ribuan pasang mata meneteskan air mata kesedihan dengan kejadian ini sebab Pariangan adalah salah satu ikon wisata. Tidak ada alasan ketiadaan anggaran untuk Pariangan.

Kedua, pemerintah nagari Pariangan tidak boleh berjalan “santai santai” saja seperti nagari lain. Sebaliknya, pemerintah nagari Pariangan harus memiliki visi yang besar kedepan. Mengurus Pariangan harus memiliki energi yang besar, tidak hanya menjalankan aktivitas rutin saja. Walinagari Pariangan harus bisa menjalin sinergi dengan berbagai pihak. Tugas Walinagari Pariangan tidak hanya sekedar menghadiri acara acara seremonial belaka.

Ketiga, wali jorong sebagai pembantu Walinagari harus proaktif pula mengurus jorong masing masing. Pariangan adalah satu kesatuan wilayah nagari dari empat jorong yang ada. Jika wali nagari lupa, harus diingatkan. Jangan sampai wali nagari dibiarkan sendiri berfikir dan bertindak. Wali jorong sudah diberi gaji bulanan yang cukup. Jangan hanya enak menerima gaji, tapi tidak bekerja secara profesional. Jika gajinya kurang, bisa diusulkan dari mata anggaran lain yang sah menurut peraturan perundang undangan.

Baca Juga :  Bajak Gratis Kurang Rasional, Kadis Pertanian Mundur? Atau MPP?

Keempat, peningkatan SDM aparatur dan stakeholder lainnya. Dari tahun ke tahun, kegiatan peningkatan SDM aparatur sangat kurang. Aparatur nagari harus diupgrade sehingga bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Mereka juga harus didampingi oleh jajaran pemerintahan yang lebih tinggi. Kegiatan peningkatan aparatur tersebut tidak mesti menunggu pemerintah. Pariangan memiliki banyak potensi: perantau yang sukses, pejabat, akademisi, politisi dan SDM lainnya. Mengapa tidak diberdayakan?

Kelima, Pariangan sepertinya kurang dukungan dari pemerintah daerah. Artinya, dukungan pemerintah daerah terhadap Pariangan baik dari segi anggaran dan kebijakan harus lebih besar porsinya dalam hal tertentu seperti pariwisata. Kalau semuanya dibagi rata saja oleh pemkab, tentu tidak adil juga karena kebutuhan Pariangan tentu lebih besar karena menyandang berbagai predikat.

Apa solusinya? Jika berani mengangkat masalah tentu sebaiknya bisa memberikan solusi.

Pertama, nagari Pariangan harus diberi “otonomi nagari khusus” agar Pemerintah kabupaten, provinsi bahkan sampai ke level nasional bisa lebih leluasa membantu nagari Pariangan sebagai pusat kebudayaan Minangkabau. Siapa yang bisa mengusulkan otonomi nagari khusus? Bisa saja usulan bupati ke DPRD atau inisiatif DPRD sendiri.

Kedua, pemerintah nagari Pariangan harus mampu menjalin sinergi dengan seluruh stakeholder terkait dan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh nagari Pariangan. Libatkan mereka dalam berbagai kegiatan seperti Musnag, Musrenbang, even even dan lain sebagainya.

Ketiga, meningkatkan partisipasi dan dukungan masyarakat Pariangan sendiri dalam berbagai sektor seperti; Pemerintah, Pariwisata, budaya, politik, pendidikan dan ekonomi. Masyarakat tidak mesti alergi dengan politik misalnya sebab politik mengatur hampir seluruh aspek kehidupan.

Mudah mudahan dengan adanya agenda pemilihan wali nagari bulan September nanti, nagari Pariangan memiliki pemimpin yang cocok untuk mengembalikan kilau Pariangan yang sudah semakin memudar. Salah satu kunci kemajuan ada pada pemimpinnya. Tentu masyarakat Pariangan sendiri yang akan menentukannya.

Print Friendly, PDF & Email